Friday, March 2, 2012

harakiri jepang


Salah satu budaya yang masih sering dilakukan oleh orang Jepang yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisionalnya adalah harakiri. Harakiri adalah tindakan mengakhiri hidup dengan cara menusukkan belati atau samurai ke perut atau jantung yang dilakukan oleh orang yang merasa telah kehilangan kehormatan akibat melakukan kejahatan, aib, dan/atau mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban. Bagi mereka, tidak ada gunanya lagi melanjutkan hidup bila sudah kehilangan kehormatan. Budaya ini juga masih terkait erat dengan kesetiaan dan kepatuhan orang Jepang kepada kaisar, dimana kaisar dalam kepercayaan Shinto (agama tradisional yang masih banyak dipeluk oleh masyarakat Jepang) berada di tempat yang sangat disakralkan.


Dalam film Last Samurai kita bisa menyaksikan harakiri yang dilakukan oleh Jenderal Hasegawa (Togo Igawa) akibat malu karena kalah dalam pertempuran melawan pasukan samurai pimpinan Katsumoto (Ken Watanabe). Dengan disaksikan oleh Katsumoto dan pasukannya, Jenderal Hasegawa menghujamkan belati ke jantungnya lalu membiarkan lehernya ditebas dengan samurai oleh Katsumoto (setelah dimintai sebelumnya oleh Hasegawa). Dalam dialognya kemudian dengan Kapten Nathan Algren (Tom Cruise), Katsumoto menyebut permintaan Hasegawa itu sebagai sebuah Kehormatan. Itu di film. Adapun di dunia nyata, kalau tidak salah (berarti benar, ya?), Beberapa tahun lalu tersiar berita tentang seorang pejabat Jepang melakukan harakiri akibat diketahui melakukan korupsi.

[spoiler=Pengertian]Seppuku (切腹) merupakan salah satu adat para samurai, terutama jenderal perang pada zaman bakufu yang merobek perut mereka dan mengeluarkan usus mereka agar dapat memulihkan nama mereka atas kegagalan saat melaksanakan tugas.

Seppuku lebih dikenal dengan istilah harakiri (腹切り, "merobek perut") yang juga ditulis dengan huruf kanji sebagaimana penulisan pada seppuku, but in reverse order with an okurigana. Pada tradisi Jepang, istilah seppuku lebih formal.Harakiri merupakan istilah yang secara umum dikenal dalam bahasa Inggris, dan sering kali disalah-tuliskan dengan "hari kari".

Kebanyakan orang mengetahui harakiri sebagai “cara” bunuh diri ala Jepang saja. Namun di balik pengertian umum tersebut, sebenarnya Harakiri mempunyai sejarah panjang dan makna yang dalam. Secara harfiah harakiri berasal dari dua suku kata, yakni hara dan kiri. Kata hara berarti peru t dan kiri berarti potong. Harakiri disebut juga dengan seppuku. Harakiri merupakan bagian dari bushido, yaitu kode etik seorang samurai (prajurit) yang digunakan ketika kalah berperang, untuk menghindari jatuh ke tangan musuh, dan menghindari rasa malu karena kalah, serta sebagai wujud kesetiaan kepada daimsyo. Daimsyo ini merupakan sebutan tuan tanah di Jepang.

Tidak diketahui secara pasti kapan dan siapa yang melakukan Harakiri untuk pertamakalinya. Namun ada suatu kisah yang cukup menarik untuk diangkat dalam sejarah perjalanan harakiri di Jepang. Ini adalah kisah seorang samurai, Saigo Takamori, yang hidup pada zaman edo akhir mendekati era Meiji (1827-1877). Saigo Takamori adalah pemimpin pemberontakan terhadap pemerintahan. Dalam perperangan yang dikenal dengan pemberontakan setsuma, Saigo yang kalah dalam pergolakan akhirnya menghabisi hidupnya dengan cara harakiri. Metode harakiri umumnya dilakukan oleh seorang samurai dengan menancapkan pedang pada perut yang sudah diikatkan seutas kain, lalu pedang ditarik dari kiri ke kanan, seperti gerakan merobek.
Pada era modern “kebiasaan” harakiri masih dilakukan oleh sebagian orang di Jepang. Contohnya saja peristiwa yang terjadi di Tokyo pada 25 November 1970 . Pada hari itu seorang pengarang ternama bernama Yukio Mishima melakukan harakiri disebuah markas militer di Tokyo . Penulis novel Kinkakuji itu melakukan harakiri dibantu oleh beberapa anak buahnya. Mishima bersama sejumlah anak buahnya yang terlatih secara militer, hari itu menyerbu markas militer. Dia kemudian berpidato diketinggian, mengenai Jepang yang kehilangan keagungan klasik. Lalu di hadapan perwira tinggi yang ia sandera di markas tersebut, Mishima melakukan harakiri. Tak lama berselang, seorang pengikutnya yang setia, memenggal leher Mishima, sampai putus setelah empat kali pancung.

No comments:

Post a Comment