Rss

Monday, March 5, 2012

fakta tentang yui

 
Yui (ditulis YUI) (lahir di Fukuoka, Prefektur Fukuoka, 26 Maret 1987; umur 23 tahun) adalah penyanyi wanita dan pencipta lagu asal Jepang. Yui tampil bernyanyi sambil memainkan gitar, dan dua dari lagunya, "Life" dan "Rolling Star" menjadi lagu pembuka dan penutup seri ke-5 serial anime Bleach. Album pertamanya, From Me To You dirilis 22 Februari 2006, terdiri dari 13 lagu dan 9 lagu di antaranya belum pernah dirilis sebelumnya.
Profil

Zodiak : Aries
Shio : Kelinci
Hobi : Menonton film, membaca buku, bermain bulu tangkis
Tinggi badan : 155 cm
Golongan darah : AB
Tempat favorit : pantai Shingū di Fukuoka

Karier
YUI memulai menulis lirik lagunya sendiri sewaktu di kelas 3 SMP. YUI sangat bercita-cita menjadi penyanyi, dan pergi ke mana-mana dengan selalu membawa gitarnya. Sewaktu SMA, ia sering menyaksikan pertunjukan grup musik bianco nero di jalanan, dan memutuskan untuk berhenti sekolah. YUI mulai belajar menyanyi, menulis lagu, dan memainkan gitar di kursus musik kota Fukuoka.
Sambil bersila di atas kasur, YUI memainkan gitarnya dan menulis lagu pertama yang diberi judul "Why me".[1] Setelah itu, ia mulai menyanyi di pinggir jalan di kawasan Tenjin, Fukuoka[2] sebagai atraksi pembuka bagi teman satu tempat kursus musik.[1]
Bulan Maret 2004, YUI mengikuti audisi "SD Audition" yang diadakan Sony Music Japan. Dari 20 ribu peserta hanya 10 orang yang tersisa termasuk YUI. Duduk menyilangkan kaki di lantai, YUI bernyanyi sambil memetik gitar. Lagu yang dibawakannya waktu itu sebanyak 3 buah lagu, "Why me", "It's happy line", dan "I know". Finalis hanya boleh membawakan 2 buah lagu menurut peraturan audisi, tapi juri memberikan nilai yang sangat tinggi bagi YUI. Setelah itu, berbagai perusahaan rekaman menjadi saling berebut untuk mengontraknya. Lagu pertama yang dinyanyikan, "Why Me" nantinya dijadikan single perdana, diikuti dengan "It's Happy Line" dan "I Know". Keduanya diterbitkan sebagai singel indie debutnya, "It's Happy Line" dengan lagu "I Know" di sisi B.
Sebagai penghargaan kepada kampung halamannya, YUI menulis lagu "Feel My Soul" ketika meninggalkan kampung halamannya, Fukuoka. Seorang produser dari stasiun televisi Fuji TV mendengar video klip demo lagu tersebut, dan bermaksud menjadikannya sebagai lagu tema serial drama di Fuji TV. Debut singel YUI, "Feel My Soul" yang dirilis 23 Februari 2006 dijadikan lagu tema serial drama Fukigen na Gene. Serial drama tersebut dihiasi lagu-lagu YUI, seperti "Feel My Soul" dan "It's Happy Line". Singel "Feel My Soul" laku di atas 100 ribu keping, namun 3 singel berikutnya, "Tomorrow's Way", "Life", dan "Tokyo" ternyata tidak sesukses "Feel My Soul". Setelah merilis 4 buah singel, album pertama YUI yang berjudul From Me To You dirilis bulan Februari 2006 dan laku di atas 200 ribu keping.
Sementara itu, YUI memulai karier akting dengan membintangi film berjudul Midnight Sun (Taiyou no Uta). Film tersebut diputar di Festival Film Cannes 2006 dan dirilis di Jepang pada 17 Juni 2006. Singel ke-5, "Good-bye Days" khusus ditulisnya untuk film Midnight Sun. Kepopuleran singel YUI yang sebelumnya kembali terangkat setelah singel ke-6, "I Remember You" diedarkan.
"Rolling Star" adalah singel ke-7 Yui yang dijadikan lagu pembuka seri ke-5 anime Bleach. Singel ke-3, "Life" juga dipakai sebagai lagu penutup seri ke-5 anime yang sama. Selain itu, iklan televisi ponsel KDDI layanan "au Listen Mobile Service" memakai singel ke-8 Yui, "CHE.R.RY" sebagai lagu tema.
Sementara itu, album kedua, Can't Buy My Love menduduki puncak tangga album Oricon selama 2 minggu berturut-turut, dan laku lebih dari 500.000 keping.
Singel ke-9 berjudul "My Generation/Understand" dirilis 13 Juni 2007, sekaligus merupakan singel pertama YUI yang berbentuk double A-side (dua lagu unggulan di sisi A). My Generation menjadi lagu tema untuk serial drama Seito Shokun!, dan "Understand" menjadi lagu tema film Sidecar ni Inu.
Singel ke-10, "Love & Truth", dirilis 26 September 2007, merupakan lagu tema dari film yang dibintangi oleh Erika Sawajiri, yang berjudul Closed Note.
Singel ke-11 YUI berjudul "Namidairo" bernada gelap dan sedih. Sementara single ke 12 nya "Summer Song" dirilis 2 Juli 2008 berhasil mencapai penjualan tertinggi di minggu pertama Oricon Chart.
Album kompilasi B-side pertamanya,My Short Stories dirilis akhir tahun dengan Hit Single berjudul "I'll Be". Lagu ini menjadi jingle iklan Sony Walkman di Jepang. Setelah peluncuran single ini,YUI memutuskan untuk istirahat beberapa bulan agar lebih fokus pada proyek tahun depan.
Pada 3 Juni 2009, Single terbaru YUI berjudul "again" diluncurkan. Lagu ini menjadi opening anime "Fullmetal Alchemist Brotherhood". "Again" berhasil meraup penjualan sebanyak 110.000 copies di minggu pertama. Single ini akhirnya menjadi peringkat satu dalam penjualan minggu pertama paling tinggi pada 2009.
Single terbarunya, "GLORIA" dirilis awal tahun 2010 dengan nuansa musim dingin. Single ini kembali merajai Oricon Weekly Sales.Dengan ini, YUI berhasil memegang predikat empat single konsekutif (empat single terakhirnya menduduki puncak oricon berturut-turut).
Diskografi
Single indie

It's happy line/I know (24 Desember 2004, peredaran terbatas di Kyushu)

Single

"Feel My Soul" (23 Februari 2005)
"Tomorrow's Way" (22 Juni 2005)
"LIFE" (9 November 2005)
"TOKYO" (18 Januari 2006)
"Good-bye Days" (14 Juni 2006)
"I Remember You" (20 September 2006)
"Rolling Star" (17 Januari 2007)
"CHE.R.RY" (7 Maret 2007)
"My Generation/Understand" (13 Juni 2007)
"LOVE & TRUTH" (29 September 2007)
"Namidairo" (27 Februari 2008)
"Summer Song" (2 Juli 2008)
"Again" (3 Juni 2009)
"It's All Too Much/Never Say Die" (7 Oktober 2009)
"Gloria" (20 Januari 2010)
"To Mother" (2 Juni 2010)
"Rain [2010.11.24]"
"It's my life/Your heaven (2011.01.26)"

Album

From Me To You (22 Februari 2006)
Can't Buy My Love (4 April 2007)
I Loved Yesterday (9 April 2008)
My Short Stories (12 November 2008)
Holidays In The Sun (14 Juli 2010)
 

FUGU(MAKANAN TERMAHAL DI JEPANG

Fugu (ikan buntel) adalah salah satu ikan yang sangat beracun dan bahkan mematikan. Walaupun resikonya adalah mati, makanan dari fugu merupakan salah satu makanan yang spesial di Jepang. Bahkan telur ikan buntel dikenal sebagai makanan yang sangat berharga.
Ikan ini disebut ikan buntel (sebagian mengenalnya sebagai ikan kembung) karena kemampuannya untuk menggembungkan badannya. Huruf kanji untuk penulisan nama ikan ini, jika diterjemahkan secara harfiah berarti "babi sungai". di daerah Jepang Barat, fugu ini disebut fuku yang berarti "meniup" atau "kebahagiaan." disebutkan, ada sekitar 40 jenis ikan yang ditangkap dan diternakkan di Jepang. Sekitar 10.000 ton ikan ini di konsumsi tiap tahunnya. Shimonoseki, salah satu kota di perfecture Yamaguchi dikenal sebagai kota Fugu, merupakan suplier terbesar ikan ini.
 Ada ungkapan kuno di Jepang yang mengatakan bahwa "Aku mau makan fugu, tapi aku nggak mau mati." Racun yang ada di ikan ini sangat berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian mendadak, sehingga hanya para koki yang berijin sajalah yang boleh mempersiapkan ikan ini. Untuk mendapat ijin, anda harus memiliki kemampuan dan pengetahuan tertentu mengenai fugu. Setiap jenis fugu memiliki bagian tubuh beracun yang berbeda, sehingga pengetahuan ini wajib dimiliki. Karena ketatnya peraturan, jumlah kematian dapat dikurangi dengan sangat jauh.
Makanan yang berasal dari daging ikan ini biasanya mahal sekali. Satu porsi makanan dapat berkisar antara US$100-200 (sekitar Rp1-2 juta). dikatakan bahwa tora-fugu, fugu jenis ini yang paling enak rasa dagingnya. Ikan ini sangat mahal, dan bahkan harganya dapat mencapai Rp1 juta per ekor di pasar ikan. Sekarang ini ikan fugu yang siap makan sudah dapat ditemukan di beberapa supermarket bahkan tersedia juga online. Musim dingin adalah musim paling baik untuk menikmati ikan ini, karena kandungan lemaknya yang tinggi.
Berbagai makanan olahan ikan buntel:
- Fugu sashi: irisan tipis2 daging ikan fugu, disajikan dengan saus ponzu (campuran air jeruk nipis dan kecap asin)
- Fugu chiri: sayuran dan daging ikan fugu di rebus dalam kuah konbu dashi (kaldu ikan dan rumput laut) dalam wadah besar. disajikan juga dengan saus ponzu.
- Fugu kara age: potongan daging ikan ini dibumbui, dibalut tepung dan digoreng
- Fugu hire zake: potongan sirip ikan fugu yang dipanggang dan direndam dalam sake panas.

transportasi tercepat di jepang


Shinkansen, Kereta Peluru

Salah satu indikator Jepang sebagai negara maju adalah sarana transportasinya yang mengagumkan. Dan Shinkansen adalah salah satu primadona alat transportasi di sana.

Dengan kecepatannya yang tinggi, yaitu mencapai 240-300 kilometer/jam, Shinkansen alias kereta peluru ini menjadi saingan berat pesawat udara. Untuk rute Osaka-Tokyo misalnya, dengan harga tiket yang nyaris sama -- Shinkansen seharga 15.000 yen atau Rp1.155.000 dan pesawat seharga 20.000 yen atau Rp 1.540.000--toh orang tetap cenderung memilih Shinkansen.

Alasannya, stasiun Shinkansen yang berada tepat di jantung kota membuatnya lebih praktis dicapai dibandingkan pesawat yang bandaranya rata-rata terletak di luar kota. Belum lagi soal ketersediaan tempat duduk. Padahal, jarak tempuh menggunakan Shinkansen adalah sekitar 2,5 jam, lebih lama dibanding pesawat yang kurang dari 1 jam.

Pada saat ini terdapat tujuh jalur Shinkansen di Jepang, yaitu Tokaido Shinkansen (ke Osaka), Sanyou Shinkansen (ke Hiroshima, Hakata), Tohoku Shinkansen (ke Sendai, Morioka), Joetsu Shinkansen (ke Niigata), Yamagata Shinkansen (ke Yamagata), Akita Shinkansen (ke Akita), dan Nagano Shinkansen yang baru diresmikan Oktober 1997 (ke Nagano).

Jalur yang pertama kali dibangun adalah Tokaido Shinkansen yang menghubungkan Tokyo dan Osaka, dua kota pusat pertumbuhan Jepang hingga saat ini. Pada saat itu Jepang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang mengagumkan.

Shinkansen dikembangkan oleh JR (Japan Railway) yang waktu itu masih berstatus BUMN bernama JNR (Japan National Railway) untuk menjawab kebutuhan masyarakat Jepang akan angkutan yang cepat dan praktis antara Tokyo dan Osaka.

Terasa sekali nikmatnya memiliki alat transportasi sekaliber Shinkansen. Mau ke mana saja di seantero Jepang, kereta peluru akan membawa Anda.

Untuk angkutan dalam kota, kereta api bawah tanah (subway) dan JR Line yang akomodatif dan tepat waktu, menyempurnakan keandalan Jepang dalam melayani publiknya

fakta unik tentang jepang

1. Di Jepang, angka “4″ dan “9″ tidak disukai, sehingga sering tidak ada nomer kamar “4″ dan “9″. “4″ dibaca “shi” yang sama bunyinya dengan yang berarti “mati”, sedang “9″ dibaca “ku”, yang sama bunyinya dengan yang berarti “kurushii / sengsara.
2. Orang Jepang menyukai angka “8″. Harga-harga barang kebanyakan berakhiran “8″. Susu misalnya 198 yen. Tapi karena aturan sekarang ini mengharuskan harga barang yang dicantumkan sudah harus memasukkan pajak, jadi mungkin kebiasaan ini akan hilang. (Pasar = Yaoya = tulisan kanjinya berbunyi happyaku-ya atau toko 800).3. Kalau musim panas, drama di TV seringkali menampilkan hal-hal yang seram (hantu).
4. Cara baca tulisan Jepang ada dua style : yang sama dengan buku berhuruf Roman alphabet huruf dibaca dari atas ke bawah, dan yang kedua adalah dari kolom paling kanan ke arah kiri. Sehingga bagian depan dan belakang buku berlawanan dengan buku Roman alphabet (halaman muka berada di “bagian belakang”).
5. Tanda tangan di Jepang hampir tidak pernah berlaku untuk keperluan formal, melainkan harus memakai hanko/inkan/ cap. Jenis hanko di Jepang ada beberapa, a.l. jitsu-in, ginko-in, dan mitome-in. Jadi satu orang kadang memiliki beberapa jenis inkan, untuk berbagai keperluan. Jitsu-in adalah inkan yang dipakai untuk keperluan yang sangat penting, seperti beli rumah, beli mobil, untuk jadi guarantor, dsb. jenis ini diregisterkan ke shiyakusho. Ginko-in adalah jenis inkan yang dipakai untuk khusus membuat account di bank. inkan ini diregisterkan ke bank. Mitome-in dipakai untuk keperluan sehari-hari, dan tidak diregisterkan.
6. Kalau kita membubuhkan tanda tangan, kadang akan ditanya orang Jepang: ini bacanya bagaimana ? Kalau di Jepang saat diperlukan tanda tangan (misalnya di paspor, dsb.) umumnya menuliskan nama mereka dalam huruf Kanji, sehingga bisa terbaca dengan jelas. Sedangkan kita biasanya membuat singkatan atau coretan sedemikian hingga tidak bisa ditiru/dibaca oleh orang lain.
7. Acara TV di Jepang didominasi oleh masak memasak.
8. Fotocopy di Jepang self-service, sedangkan di Indonesia di-service.
9. Jika naik taxi di Jepang, pintu dibuka dan ditutup oleh supir. Penumpang dilarang membuka dan menutupnya sendiri.
10. Pernah nggak melihat cara orang Jepang menghitung “satu”, “dua”, “tiga”…. dengan jari tangannya ? Kalau agan-agan perhatiin, ada perbedaan dengan kebiasaan orang Indonesia. Orang Indonesia umumnya mulai dari tangan dikepal dan saat menghitung “satu”, jari kelingking ditegakkan. Menghitung “dua”, jari manis ditegakkan, dst. Kalau orang Jepang, setahu saya, kebalikannya. Mereka selalu mulai dari telapak tangan terbuka, dan cara menghitungnya kebalikan orang Indonesia. Saat bilang “satu”, maka jarinya akan ditekuk/ditutupkan ke telapak tangan. Kalo nggak percaya, coba deh… jikken dengan teman Jepang anda.
11. Sepeda tidak boleh dipakai boncengan, kecuali yang memboncengkannya berusia lebih dari 16 tahun dan anak yang diboncengkan berusia kurang dari satu tahun dan hanya seorang saja yang diboncengkan. Bila dilanggar, dendanya maksimal 20 ribu yen.
12. Kalo naik eskalator di Tokyo, kita harus berdiri di sebelah kiri, karena sebelah kanan adalah untuk orang yang terburu-buru. Jangan sekali-kali berdiri di kanan kalo kita ga langsung naik.
13. Pacaran di Jepang sungguh hemat, traktir2an bukan budaya pacaran Jepang. Jadi selama belum jadi suami-istri, siapin duit buat bayar sendiri-sendiri.
14. Nganter jemput pacar juga bukan budaya orang Jepang. Kalo mau ketemuan, ya ketemuan di stasiun.
15. Jangan pernah sekali-kali bilang ke orang jepang : “Gue maen ke rumah lu ya”. Karena itu dianggap ga sopan. Ke rumahnya cuma kalo udah diijinin.
16. “Aishiteru” yang berarti aku cinta kamu, jarang dipake sama orang pacaran, kecuali kalo mereka bener-bener udah mau nikah. Biasanya mereka make “Daisuke desu” buat ngungkapin kalo mereka sayang sama pacarnya.
17. Sebelum bepergian, biasanya orang Jepang selalu ngecek ramalan cuaca. Dan 90% ramalan cuaca itu akurat. Itu sebabnya kalo ada orang bawa payung, pasti kita bakal liat orang yang lainnya lagi bawa payung juga. Dan perempatan Shibuya adalah tempat yang paling menarik ketika hujan, karena dari atas kita akan melihat lautan payung yang berwarna-warni.
18. Bunga sakura adalah bunga yang spesial di Jepang, karena bunganya hanya tumbuh 2 minggu selama setahun. Ketika tumbuh, bunganya memenuhi seluruh pohon, tanpa daun. Setelah 2 minggu, ga ada satupun bunga sakura, yang ada hanyalah daun-daun hijau, tanpa bunga, dan jadi ga menarik lagi.
19. Di Indonesia, kita bakal dapet duit kalo kita ngejual barang bekas kita ke toko jual-beli. Tapi di Jepang, kita malah harus bayar kalo mau naro barang kita di toko jual-beli. Itulah sebabnya kenapa orang Jepang lebih milih ninggalin TV bekas mereka gitu aja kalo mo pindah apartemen.
20. Di perempatan jalan Kyoto, perempatan jalan yang kecil, ga ada mobil sama sekali, tapi ada lampu merah, pejalan kaki selalu berhenti ketika lampu tanda pejalan kaki menunjukkan warna merah. Mereka santai aja, baca koran, ngobrol, ngerokok, dan kemudian jalan lagi ketika lampu sudah hijau. Padahal ga ada mobil yang lewat satupun. Mungkin kalo mereka ngelanggar peraturan juga ga akan celaka.
21. Mereka ga percaya Tuhan (mayoritas atheis), tapi mereka bisa disiplin dan taat sama peraturan. Mungkin karena itu negara mereka maju.

Friday, March 2, 2012

bento masakan jepang


Bentō (masakan)

Bentō (弁当 atau べんとう?) atau o-bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus, bentō bisa dimakan sebagai makan siang, makan malam, atau bekal piknik.
Bentō biasanya dikemas untuk porsi satu orang, walaupun dalam arti luas bisa berarti makanan bekal untuk kelompok atau keluarga. Bento dibeli atau disiapkan sendiri di rumah. Ketika dibeli, bentō sudah dilengkapi dengan sumpit sekali pakai, berikut penyedap rasa yang disesuaikan dengan lauk, seperti kecap asin atau saus uster dalam kemasan mini.
Ciri khas bentō adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang serta mengundang selera. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan wadah bentō bisa berupa kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak roti, atau kotak kayu kerajinan tangan yang dipernis. Ibu rumah tangga di Jepang dianggap perlu terampil menyiapkan bentō, walaupun bentō bisa dibeli di mana-mana. Di Indonesia, hidangan ala bento mulai dipopulerkan jaringan restoran siap saji Hoka-Hoka Bento sejak tahun 1985.

Sejarah

Pada akhir zaman Kamakura, orang Jepang mengenal makanan praktis berupa nasi yang ditanak dan dikeringkan. Makanan ini disebut hoshi-ii (nasi kering) dan dibawa di dalam tas kecil. Hoshi-ii bisa dimakan begitu saja, atau direbus di dalam air sebelum dimakan. Di zaman Azuchi Momoyama (1568-1600), orang sudah mulai senang makan di luar, dan kotak kayu yang dipernis digunakan sebagai wadah membawa makanan. Bentō mulai dikenal sebagai makanan praktis dalam kesempatan hanami atau upacara minum teh.
Pada zaman Edo (1603-1867), kebudayaan bentō semakin meluas di kalangan rakyat banyak. Orang yang bepergian atau berwisata membawa makanan praktis yang disebut koshibentō (bentō di pinggang). Isinya beberapa onigiri yang dibungkus daun bambu, atau nasi di dalam kemasan kotak beranyam dari bambu yang diikatkan di pinggang. Salah satu jenis bentō yang disebut makunouchi bentō populer di kalangan rakyat yang menonton pertunjukan noh dan kabuki. Bentō dimakan sewaktu pergantian layar panggung (maku) sehingga dinamakan makunouchi bentō. Di zaman Edo, cara memasak, mengemas, dan menyiapkan bentō untuk kesempatan hanami dan hinamatsuri sudah diterbitkan dalam buku resep masakan.
Penjualan paket nasi yang disebut ekiben (駅弁 bentō stasiun?) dimulai sejak zaman Meiji. Ekiben dimaksudkan untuk dinikmati di atas kereta, dan sering merupakan hidangan khas dari daerah tempat stasiun kereta api tersebut berada. Stasiun KA Utsunomiya (Prefektur Ibaraki) merupakan salah satu stasiun yang mengklaim sebagai penjual ekiben yang pertama. Pada 16 Juli 1885, di Stasiun KA Utsunomiya dijual ekiben berupa dua buah onigiri berisi umeboshi dan potongan asinan lobak (takuan) dengan pembungkus daun bambu.[2] Bekal bentō yang dibawa murid dan guru juga mulai populer di zaman Meiji. Jam pelajaran baru selesai di petang hari, dan sekolah-sekolah belum memiliki dapur dan kafetaria yang menyediakan makan siang. Selain bentō berisi nasi, penjual bentō juga mulai menyediakan bentō ala Eropa berisi sandwich.
Pada zaman Taisho (1912 - 1926), perbedaan kaya-miskin yang tajam seusai Perang Dunia I menimbulkan gerakan sosial untuk menghentikan kebiasaan membawa bentō ke sekolah. Bentō dituduh sebagai sarana pamer kekayaan bagi anak orang berada yang mampu membawa nasi ke sekolah.
Pada awal zaman Showa, kotak dari aluminum untuk membawa bento sangat digemari orang Jepang dan merupakan barang mewah. Setelah Perang Dunia II, tradisi membawa bentō secara berangsur-angsur hilang sejalan dengan semakin banyaknya sekolah yang menyediakan ransum makan siang.
Bentō kembali populer di tahun 1980-an setelah dikenal kemasan kotak plastik polistirena sekali pakai, oven microwave, dan semakin meluasnya toko kelontong 24 jam. Sementara itu, bentō buatan ibu kembali mulai digemari, dan tradisi membawa bentō dari rumah hidup kembali. Keahlian menyiapkan bentō untuk anak-anak merupakan kebanggaan tersendiri bagi ibu rumah tangga. Lauk seperti sosis dan nori dipotong-potong atau digunting untuk dijadikan hiasan, seperti daun, bunga, binatang, hingga karakter anime.

Jenis-jenis

Shōkadō bentō
  • Shōkadō bentō (松花堂弁当?)
Bentō yang dihidangkan di dalam kotak kayu dengan tutup yang bisa menutup dengan rapat, dan di dalamnya terdapat pembatas untuk membagi wadah menjadi 4 bagian.
  • Chūka bentō (中華弁当?, bentō masakan Cina)
Kemasan bentō berisi makanan Cina
  • Kamameshi bentō (釜飯弁当?, bentō nasi periuk)
Bentō yang menggunakan periuk tanah liat sebagai kemasan.
  • Makunouchi bentō (幕の内弁当?)
Bentō tradisional berisi nasi dan lauk.
  • Noriben (海苔弁?)
Bentō berisi nasi ditutupi nori yang sudah dicelupkan ke dalam kecap asin.
  • Hinomaru bentō (日の丸弁当?)
Bentō yang hanya terdiri dari nasi putih dan sebuah umeboshi yang diletakkan di tengah-tengah seperti bendera Jepang.

Istilah terkait

  • Shidashi bentō (仕出し弁当?, bentō kiriman)
Bentō yang tidak dibuat di rumah, melainkan dibeli di penjual bento atau rumah makan.
  • Hayaben (早弁 bentō lebih awal?)
Perbuatan murid sekolah yang memakan bentō sebelum waktu makan siang tiba.
  • Soraben (空弁 bentō udara?)
Bentō yang dijual di bandar udara.
  • Rokeben (ロケ弁 bentō lokasi?)
Bentō yang disediakan di lokasi syuting film atau acara televisi.
  • Aisai bentō (愛妻弁当 bentō istri tercinta?)
Bentō yang disiapkan istri di rumah untuk suami di kantor.
  • Reitō mikan (冷凍ミカン jeruk beku?)
Pencuci mulut berupa jeruk yang dibekukan dan dijual di stasiun KA atau di atas KA bersama ekiben.

harakiri jepang


Salah satu budaya yang masih sering dilakukan oleh orang Jepang yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisionalnya adalah harakiri. Harakiri adalah tindakan mengakhiri hidup dengan cara menusukkan belati atau samurai ke perut atau jantung yang dilakukan oleh orang yang merasa telah kehilangan kehormatan akibat melakukan kejahatan, aib, dan/atau mengalami kegagalan dalam menjalankan kewajiban. Bagi mereka, tidak ada gunanya lagi melanjutkan hidup bila sudah kehilangan kehormatan. Budaya ini juga masih terkait erat dengan kesetiaan dan kepatuhan orang Jepang kepada kaisar, dimana kaisar dalam kepercayaan Shinto (agama tradisional yang masih banyak dipeluk oleh masyarakat Jepang) berada di tempat yang sangat disakralkan.


Dalam film Last Samurai kita bisa menyaksikan harakiri yang dilakukan oleh Jenderal Hasegawa (Togo Igawa) akibat malu karena kalah dalam pertempuran melawan pasukan samurai pimpinan Katsumoto (Ken Watanabe). Dengan disaksikan oleh Katsumoto dan pasukannya, Jenderal Hasegawa menghujamkan belati ke jantungnya lalu membiarkan lehernya ditebas dengan samurai oleh Katsumoto (setelah dimintai sebelumnya oleh Hasegawa). Dalam dialognya kemudian dengan Kapten Nathan Algren (Tom Cruise), Katsumoto menyebut permintaan Hasegawa itu sebagai sebuah Kehormatan. Itu di film. Adapun di dunia nyata, kalau tidak salah (berarti benar, ya?), Beberapa tahun lalu tersiar berita tentang seorang pejabat Jepang melakukan harakiri akibat diketahui melakukan korupsi.

[spoiler=Pengertian]Seppuku (切腹) merupakan salah satu adat para samurai, terutama jenderal perang pada zaman bakufu yang merobek perut mereka dan mengeluarkan usus mereka agar dapat memulihkan nama mereka atas kegagalan saat melaksanakan tugas.

Seppuku lebih dikenal dengan istilah harakiri (腹切り, "merobek perut") yang juga ditulis dengan huruf kanji sebagaimana penulisan pada seppuku, but in reverse order with an okurigana. Pada tradisi Jepang, istilah seppuku lebih formal.Harakiri merupakan istilah yang secara umum dikenal dalam bahasa Inggris, dan sering kali disalah-tuliskan dengan "hari kari".

Kebanyakan orang mengetahui harakiri sebagai “cara” bunuh diri ala Jepang saja. Namun di balik pengertian umum tersebut, sebenarnya Harakiri mempunyai sejarah panjang dan makna yang dalam. Secara harfiah harakiri berasal dari dua suku kata, yakni hara dan kiri. Kata hara berarti peru t dan kiri berarti potong. Harakiri disebut juga dengan seppuku. Harakiri merupakan bagian dari bushido, yaitu kode etik seorang samurai (prajurit) yang digunakan ketika kalah berperang, untuk menghindari jatuh ke tangan musuh, dan menghindari rasa malu karena kalah, serta sebagai wujud kesetiaan kepada daimsyo. Daimsyo ini merupakan sebutan tuan tanah di Jepang.

Tidak diketahui secara pasti kapan dan siapa yang melakukan Harakiri untuk pertamakalinya. Namun ada suatu kisah yang cukup menarik untuk diangkat dalam sejarah perjalanan harakiri di Jepang. Ini adalah kisah seorang samurai, Saigo Takamori, yang hidup pada zaman edo akhir mendekati era Meiji (1827-1877). Saigo Takamori adalah pemimpin pemberontakan terhadap pemerintahan. Dalam perperangan yang dikenal dengan pemberontakan setsuma, Saigo yang kalah dalam pergolakan akhirnya menghabisi hidupnya dengan cara harakiri. Metode harakiri umumnya dilakukan oleh seorang samurai dengan menancapkan pedang pada perut yang sudah diikatkan seutas kain, lalu pedang ditarik dari kiri ke kanan, seperti gerakan merobek.
Pada era modern “kebiasaan” harakiri masih dilakukan oleh sebagian orang di Jepang. Contohnya saja peristiwa yang terjadi di Tokyo pada 25 November 1970 . Pada hari itu seorang pengarang ternama bernama Yukio Mishima melakukan harakiri disebuah markas militer di Tokyo . Penulis novel Kinkakuji itu melakukan harakiri dibantu oleh beberapa anak buahnya. Mishima bersama sejumlah anak buahnya yang terlatih secara militer, hari itu menyerbu markas militer. Dia kemudian berpidato diketinggian, mengenai Jepang yang kehilangan keagungan klasik. Lalu di hadapan perwira tinggi yang ia sandera di markas tersebut, Mishima melakukan harakiri. Tak lama berselang, seorang pengikutnya yang setia, memenggal leher Mishima, sampai putus setelah empat kali pancung.

arubaito

Arubaito, sering diterjemahkan dengan istilah “pekerjaan sampingan”, merupakan salah satu bentuk kontrak pekerjaan yang dilakukan perusahaan-perusahaan atau toko-toko di Jepang dalam merekrut pekerja. Upah pekerja sebagai Arubaito biasanya lebih rendah daripada pegawai tetap. Selain itu umumnya mereka hanya bekerja untuk periode yang relatif singkat, contohnya adalah mahasiswa yang bekerja sebagai Arubaito memiliki kecenderungan untuk berhenti dari pekerjaannya begitu mereka menyelesaikan pendidikan.
Di Jepang sejak lama terdapat fenomena sosial pemuda berusia 16 sampai 22 tahun bekerja sebagai Arubaito untuk membantu ekonomi orang tua, membiayai biaya sekolah maupun kuliah, atau pun sekedar untuk menambah uang saku mereka.
Dalam percakapan sehari-hari, istilah Arubaito sering disingkat menjadi baito